– Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini melayangkan pesan untuk penerusnya yakni para Calon Presiden (Capres) RI pada pemilu 2024. Pesan tersebut sebagaimana diketahui untuk melanjutkan program kebanggaannya yakni hilirisasi pertambangan mineral mentah.
Hal itu meskipun, program hilirisasi ditentang oleh banyak negara, khususnya Uni Eropa yang menggugat Indonesia di https://dwslot88apk.com/ Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) atas pelarangan ekspor nikel lantaran pengembangan hilirisasi di dalam negeri.
Presiden Jokowi mengatakan, meskipun gugatan tersebut kalah, namun Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk tidak mundur dan mengajukan banding.
“Saya akan titip kepada pemimpin berikutnya jangan takut digugat oleh negara manapun. Kalau digugat ya cari pengacara cari lawyer yang terbaik agar gugatan kita menang tapi tahun terakhir kalah. Kalah pun tidak boleh mundur, saya naik banding,” ungkap Jokowi pada saat mengisi pidato politik Musyawarah Rakyat (Musra) Relawan Jokowi di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023).
Menurut Jokowi gugatan tersebut baru sebatas untuk komoditas bijih nikel. Sementara itu, bahan mineral mentah Indonesia masih cukup banyak jenisnya, diantaranya seperti tembaga, timah, batu bara, bauksit dan lainnya.
“Apakah kita mau berhenti karena digugat Uni Eropa? Kalau pemimpinnya tidak berani pasti mundur minta ampun. Digugat mundur langsung minta ampun jangan bermimpi negara ini jadi negara maju itu baru satu bahan saja,” kata dia.
Jokowi menyampaikan Indonesia sendiri memiliki potensi sumber daya alam yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Bukan hanya hasil tambang, negeri ini juga mempunyai produksi sumber daya alam laut, pertanian hingga perkebunan yang melimpah.
Namun sayang, Indonesia selama ini cukup dirugikan karena hanya mengekspor bahan baku mentah. Sehingga tidak ada nilai tambah yang didapatkan bangsa ini. “Ini kekeliruan yang tidak boleh kita ulang lagi. Pemimpin yang akan datang harus berani mengindustrikan bahan bahan mentah itu,” katanya.
Senjata Tempur Lawan Uni Eropa
Ketua Bidang Kajian Strategis Pertambangan PERHAPI, Muhammad Toha menyampaikan bahwa ada dua ‘senjata’ Indonesia yang bisa memenangkan Indonesia dalam banding gugatan oleh Uni Eropa di WTO.
Pertama, Indonesia memang melarang komoditas nikel untuk diekspor karena ingin mengamankan cadangan nikel dengan jenis saprolit yakni nikel kadar tinggi yang terhitung menipis di Indonesia.
“Yang ingin kita garis bawahi adalah satu, dari sisi cadangan. Kita memang mengalami kekurangan cadangan terutama untuk bijih saprolit. Itu yang harus kita tekankan dalam banding ini. Kita harus tunjukkan pada komisi banding bahwa pelarangan ini disebabkan karena kita memang kekurangan bahan baku jangka panjang,” tandas Toha kepada CNBC Indonesia beberapa waktu yang lalu.
Adapun Toha mengatakan di Indonesia ada sekitar 100 pabrik pengolah saprolit yang sedang dibangun. Sedangkan, di Indonesia terhitung cadangan nikel jenis saprolit ada sekitar 900 juta metrik ton.
Sehingga, Toha menilai, dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun maka cadangan nikel jenis saprolit di Indonesia akan habis. “Cadangan kita hanya sekitar 900 juta metrik ton. Artinya, kalau semua pabrik akan beroperasi seluruhnya, maka umur cadangan saprolit kita nggak lebih dari 10 tahun. Dan itu akan pasti membahayakan keberlangsungan industri kita,” tambahnya.
Kedua, ‘senjata’ lain yang sudah dipersiapkan Indonesia dalam mengajukan banding WTO yakni dengan menjaga agar tidak terjadi pertambangan nikel secara besar-besaran. Dia menilai, kalau terjadi penambangan besar-besaran maka kerusakan lingkungan kemungkinan bisa terjadi secara besar-besaran pula.
Sehingga, Toha menilai, dengan kedua alasan tersebut, Indonesia bisa dipastikan menang dalam banding gugatan WTO atas pelarangan ekspor nikel. Dia mengatakan, kedua alasan yang disiapkan oleh Indonesia itu bertujuan positif untuk kebaikan global.
“Kita bisa buktikan bahwa kebijakan ini sejalan dengan keinginan negara-negara maju. Bagaimana sebuah negara mempraktikkan good mining practices dan itu yang akan kita lakukan, larangan ini tujuannya itu,” tandasnya.