Pemilu Turki putaran kedua masih akan berlangsung 28 Mei. Namun potensi kemenangan dan kekalahan, baik petahana Presiden Recep Tayyip Erdogan maupun lawannya Kemal Kilicdaroglu, terus dibahas.
Adalah Sinan Ogan, kandidat presiden nasionalis Turki yang menempati posisi buncit dalam pemilihan hari Minggu, dan tak lolos di putaran kedua. Suara pendukungnya akan menjadi penentu kemenangan baik Erdogan maupun Kilicdaroglu.
Ogan diketahui hanya mendapat 5,2% https://prodwslot88.com/ dalam putaran pertama pemilihan presiden. Ini jauh berbeda dari Erdogan, yang memimpin dengan 49,5% suara, dan Kilicdaroglu, yang memenangkan sekitar 45%.
“Kami akan berkonsultasi dengan basis pemilih kami untuk keputusan kami di putaran kedua,” tegas Ogan, dikutip Reuters, Rabu (17/5/2023).
“Tapi kami sudah menjelaskan bahwa perang melawan terorisme dan pengiriman kembali pengungsi adalah garis merah kami,” tegasnya.
Pria 55 tahun dari aliansi partai ultra-nasionalis Turki itu, dikenal anti imigran. Ia juga tegas anti Kurdi.
Ogan mengatakan tujuannya adalah untuk menghapus partai Kurdi dari “persamaan politik” Turki. Padahal baik Erdogan ataupun Kilicdaroglu berafiliasi dengan dua partai Kurdi lokal.
Ia, yang seorang mantan akademisi, juga menegaskan komitmennya mendukung nasionalis dan sekuler Turki. Meski belum bertemu Erdogan atau Kilicdaroglu sejak pemungutan suara hari Minggu, ia mengisyaratkan terbuka untuk negosiasi “berdasarkan prinsip-prinsip yang diyakininya”.
“Misalnya, kami dapat menandatangani protokol dengan Nation Alliance (pendukung Kilicdaroglu), mereka harus memperjelas bahwa mereka tidak akan memberikan konsesi apa pun kepada HDP (partai Kurdi). Sesederhana itu,” katanya.
Ogan sendiri masuk parlemen pada 2011 lesar Partai MHP Nasionalis Turki. Namun ia sempat dikeluarkan di 2015.
Ogan mengatakan hasil pemilihan hari Minggu menunjukkan bahwa oposisi utama Turki tidak dapat memperoleh dukungan publik yang cukup meskipun”gempa besar melanda Turki tenggara pada bulan Februari. Diketahui lambannya penanganan gempa membuat banyak warga kecewa dengan Erdogan.
“Pemilih mengirim pesan bahwa mereka tidak cukup mempercayai oposisi, tetapi mereka memberi kami peran sebagai kekuatan penyeimbang di partai yang berkuasa,” katanya.