Dempet Pemukiman, Buffer Zone 9 Objek Vital Diminta Diperluas

A man walks near storage tanks at a state-owned Pertamina fuel depot in Jakarta, Indonesia, May 8, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan sembilan objek vital nasional, khususnya terkait fasilitas perminyakan nasional, akan dievaluasi.

Pasalnya, objek vital nasional tersebut dinilai kurang memiliki area penyangga (buffer zone) yang luas untuk menjaga keamanan dan keselamatan warga di area sekitar fasilitas.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi setidaknya sembilan fasilitas migas PT Pertamina (Persero) yang memerlukan perluasan buffer zone, di antaranya fasilitas perminyakan di kota kota besar seperti Surabaya dan Semarang.

Dia menyebut, perluasan area penyangga ini diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya insiden kebakaran seperti yang terjadi di Depo BBM Plumpang, Jakarta Utara beberapa waktu lalu.

“Itu ada yang agak mepet-mepet kita evaluasi, ada sembilan tempat yang tim migas deploy ke sembilan tempat itu, yang kira-kira membutuhkan buffer zone. Kita nanti ada kumpul lagi kita evaluasi kita mintakan ke Pertamina untuk melakukan tindakan,” ujar Tutuka di Gedung DPR, dikutip Kamis (6/4/2023).

Seperti diketahui, pada 3 Maret 2023 malam, telah terjadi insiden kebakaran di Terminal BBM Plumpang, Jakarta Utara. Data Pertamina menyebutkan, per 16 Maret 2023, setidaknya 25 orang meninggal dunia akibat insiden kebakaran ini.

Minimnya ketersediaan area penyangga, sehingga pemukiman warga berdempetan dengan area depo BBM ini dinilai sebagai salah satu penyebab insiden ini memakan korban jiwa.

Oleh karena itu, Menteri BUMN Erick Thohir pun menyebutkan bahwa pemerintah dan Pertamina sepakat untuk membuat zona aman atau buffer zone, baik di Terminal BBM Plumpang maupun di terminal BBM dan kilang minyak Pertamina lainnya. Spesifik untuk Terminal BBM Plumpang, dia menyebut buffer zone berjarak 50 meter dari tutup pagar area terminal atau kilang BBM.

“Maka kita akan membuat buffer zone atau wilayah aman di sekitar kilang-kilang Pertamina, tidak hanya, tentu di Plumpang, tapi juga di Balongan, Semarang, tetapi khususnya di Plumpang jaraknya 50 meter dari tutup pagar. Tentu ini menjadi solusi bersama yang kita harapkan dukungan pemerintah daerah dan masyarakat. Keamanan jadi prioritas kita,” tuturnya.

PT Pertamina (Persero) pun mengungkapkan bahwa pembangunan jarak aman atau buffer zone di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau Depo Plumpang sejatinya sudah direncanakan sejak 2009 silam. Terutama ketika terjadi insiden kebakaran di Depo Plumpang pada saat itu.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pihaknya pada 2009 lalu sudah merencanakan pembangunan buffer zone 100 meter. Namun dengan berbagai situasi yang terjadi pada saat itu, rencana pembangunan buffer zone tak kunjung terealisasi.

“Direncanakan ketika terjadi kebakaran di Plumpang membangun buffer zone 100 meter waktu itu, namun dengan berbagai situasi waktu itu gak terjadi tapi kali ini karena ini bom waktu saja ini high risk jadi buffer zone harus dilakukan segera,” ungkap Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Kamis (16/3/2023).

Menurut Nicke, TBBM Plumpang memiliki peran yang strategis untuk pemenuhan energi nasional. Sehingga dengan menutup dan memindahkan depo secara penuh tentunya akan mengganggu distribusi nasional.

Apalagi BBM Plumpang saat ini memasok BBM ke 790 SPBU untuk kebutuhan 19 kabupaten/kota dan menyimpan 15% dari stok BBM nasional.

“Kita gak mungkin menutup atau memindahkan hari ini Plumpang karena Plumpang merupakan kalau dilihat dari coverage 15% dari stok nasional yang suplai 19 kota kabupaten dan 22 kabupaten/kota untuk LPG. kalau ditutup ini luar biasa,” kata dia.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*